Arab Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu. Abu Huraira dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Muslim, menceritakan Sabda Rasulullah SAW terkait akibat jika umat Islam mengkonsumsi makanan yang tidak halal. Salah satunya adalah doa yang tak dikabulkan.
Penulis Arini Retnaningsih SYARAH HADIS – عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ المُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ المُرْسَلِيْنَ فَقَالَ {يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا} وَقَالَ تَعَالَى {يَا أَيُّهَا الذِّيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ} ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌوَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ مُسْلِمٌ. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, Sesungguhnya Allah Taala itu baik thayyib, tidak menerima kecuali yang baik thayyib. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kaum mukminin seperti apa yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah Taala berfirman, Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal saleh.’ QS Al-Mu’minun 51. Dan Allah Taala berfirman, Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu.’ QS. Al-Baqarah 172.’ Kemudian Rasulullah saw. menyebutkan seseorang yang lama bepergian rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, lantas berkata, Wahai Rabb-ku, wahai Rabb-ku.’ Padahal, makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dari yang haram, bagaimana mungkin doanya bisa terkabul?” HR Muslim No. 1015 Makanan halal adalah salah satu bagian dari syariat Islam. Nas-nas tentang wajibnya seorang muslim hanya mengonsumsi makanan yang halal adalah nas-nas yang qath’i, bersifat pasti karena bersumber langsung dari Kitabullah, Al-Qur’an. Misalnya firman Allah Swt., يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi.” QS Al-Baqarah 168 Para ulama umumnya membagi makanan halal ini dari dua aspek, yakni dari cara memperolehnya dan dari zatnya. Bila cara memperolehnya dengan cara halal dan secara zatnya juga halal, status makanan tersebut adalah halal. Halal tidaknya makanan yang dikonsumsi seorang muslim bukan hanya berpengaruh terhadap pahala dan dosa, tetapi juga membawa efek-efek samping lainnya. Rasulullah saw. bersabda, ”Tidaklah tumbuh daging dari makanan haram, kecuali neraka lebih utama untuknya.” Riwayat at-Tirmidzi Salah satu yang dipengaruhi oleh kehalalan makanan adalah terkabulnya doa. Hadis riwayat Imam Muslim yang menjadi topik kita di atas, memberikan gambaran bagaimana seorang yang tidak menjaga makanan, minuman, dan pakaiannya dari yang haram, maka Allah tidak akan mengabulkan doanya sekalipun ia terus meminta. Sebaliknya, orang yang menjaga kehalalan makanannya baik dari zat maupun dari mana makanan tersebut diperoleh, Allah akan menjadikan doa-doanya lebih mudah terkabul. Saad bin Abi Waqqash, seorang sahabat yang Rasulullah saw. katakan doanya makbul, pernah ditanya seseorang, “Apa yang membuat doamu mudah dikabulkan dibanding para sahabat Rasulullah saw. lainnya?” “Perbaiki makananmu dan engkau akan menjadi orang yang mustajab, doanya dikabulkan oleh Allah Swt.,” jawab Sa’ad. Imam Ahmad pernah ditanya, apa yang harus dilakukan agar hati mudah menerima kebenaran, maka beliau menjawab, ”Dengan memakan makanan halal.” Hal ini termaktub dalam Thabaqat Al Hanabilah 1/219. Pada masa sekarang, menjaga agar hanya makan makanan yang halal bukanlah persoalan yang mudah. Kondisi perekonomian yang didominasi sistem kapitalisme telah menjadikan kehidupan sulit bagi rakyat yang tidak memiliki akses modal. Sementara yang punya modal, akan menempuh jalan apa pun untuk bisa menguasai akses-akses ekonomi. Tidak sedikit orang menempuh cara-cara haram dalam mencari nafkah. Suap-menyuap, korupsi, dan berbagai kecurangan lain ditempuh, termasuk melakukan tindak kriminal dalam mendapatkan harta. Belum lagi dari sisi zatnya. Tren makanan di masyarakat telah bergeser pada menu-menu kontemporer seperti masakan-masakan asing dari negeri-negeri nonmuslim, dan lebih mendominasinya produk makanan industri. Pergeseran ini membawa konsekuensi. Umumnya menu-menu kontemporer lebih banyak menggunakan bahan-bahan tambahan pangan. Tidak seperti opor atau rendang yang titik kritisnya hanya di masalah kehalalan bahan bakunya, produk-produk kontemporer titik kritisnya hampir merata di seluruh bahan yang digunakan. Sebagai contoh, berbagai jenis masakan Jepang menggunakan sake dan mirin yang merupakan khamar. Berbagai masakan Cina menggunakan angciu, dan masakan Eropa tak sedikit menambahkan wine, brandy, scotch, dan semacamnya. Bahan tambahan yang berfungsi memberikan aroma pada masakan ini dihukumi sebagai khamar atau minuman keras yang diharamkan dalam Islam. Belum lagi bahan-bahan seperti gelatin, pengemulsi, penyedap, dan sebagainya yang banyak diproduksi dari bahan-bahan tidak halal seperti babi, darah, rambut manusia, dan sejenisnya. Kondisi ini membuat kaum muslimin menjadi sulit menjaga makanannya karena kebanyakan pengusaha makanan justru dari kalangan nonmuslim yang tidak peduli masalah halal. Dengan demikian, perlu adanya campur tangan kebijakan negara untuk memastikan bahwa hanya bahan-bahan halal yang boleh dijadikan bahan baku produksi. Semestinya upaya untuk memberikan jaminan halal dalam produksi makanan ini menjadi tugas negara dalam rangka memberikan rasa aman pada umat. Namun sampai sekarang, kepastian halal tersebut belum juga bisa didapat kaum muslimin. Sekalipun UU Jaminan Produk Halal sudah mengamanatkan agar semua produk industri pangan mengacu pada ketentuan halal, dalam praktiknya masih banyak persoalan yang mengganjal penerapannya, sehingga kebijakan halal ini masih sebatas imbauan. Ini sebagaimana yang tercermin saat Kementerian Agama mengajak pengusaha Indonesia untuk dapat mengembangkan produk halal. Ajakan ini disampaikan Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal BPJPH Sukoso saat menjadi narasumber dalam International Webinar on Halal dengan tema “Prospects and Challenges of Halal Industry during the Covid-19 Pandemic”. Semestinya yang dilakukan Pemerintah bukan lagi mengajak, tetapi mewajibkan. Islam telah menggariskan bahwa urusan umat semacam ini adalah tanggung jawab negara sebagai bagian dari perlindungan negara terhadap agama. Rasulullah saw. bersabda terkait dengan tanggung jawab pemimpin negara, “Sesungguhnya imam itu laksana perisai, tempat orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya.“ HR Muslim “Imam adalah pengurus dan ia akan diminta pertanggungjawaban terhadap rakyat yang diurusnya.“ HR Muslim dan Ahmad Laits bin Abi Sulaim meriwayatkan bahwa Khalifah Umar bin Khaththab ra. pernah menulis surat kepada para wali yang memimpin daerah. Khalifah memerintahkan agar mereka membunuh babi dan membayar harganya dengan mengurangi pembayaran jizyah dari nonmuslim Al Amwal, Abu Ubaid hal. 265. Ini dalam rangka melindungi umat dari mengonsumsi dan memperjualbelikan zat yang telah diharamkan. Negara kapitalis yang menjunjung tinggi kebebasan dalam realitasnya tidak akan mampu melaksanakan perlindungan sebagaimana ditetapkan Islam. Negara semacam ini hanya mencari keuntungan dan membisniskan kepentingan warganya. Negara yang akan mampu mengemban amanah ini hanya negara yang berpijak pada penerapan syariat Islam, Khilafah Islamiah. [MNews/Rgl] Sumber Facebook Notice for EU! You need to login to view and post FB Comments!
DariAbu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya Allah ta'ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firmannya: Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalehlah.
Lanjut ke konten *Hadits Arba’in Nawawiyah* 📚 *MAKANLAH DARI REZEKI YANG HALAL* 🍔🍔🍔🌭🍕🍕🥘 *عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الـمُؤْمِنِيْنَ بـِمَا أَمَرَ بِهِ الـمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ تَعَالَى يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِـحاً، وَقاَلَ تَعَالَى يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ، ثُـمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ ياَ رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْـحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ. رواه مسلـم* *Dari Abu Hurairoh rodhiyallohu ’anhu, ia berkata* *“Rosululloh shollallohu alaihi wasallam pernah bersabda* *“Sesungguhnya Alloh itu baik, tidak mau menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Alloh telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti apa yang telah diperintahkan kepada para rosul, Alloh berfirman, “Wahai para Rosul makanlah dari segala sesuatu yang baik dan kerjakanlah amal sholih” QS Al Mukminun 51. Dan Dia berfirman “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa-apa yang baik yang telah Kami berikan kepadamu” QS Al Baqoroh 172. Kemudian beliau menceritakan kisah seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu. Dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa “Wahai Robbku, wahai Robbku”, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan perutnya dikenyangkan dengan makanan haram, maka bagaimana mungkin orang seperti ini dikabulkan do’anya.” HR. Muslim* 📕 *Status Hadits dan Takhrijnya* ✍🏻 Shahih HR. Muslim no. 1015, Ahmad II/328, at-Tirmidzi no. 2989, dan selainnya. 📕 *Kedudukan Hadits* 👉 *Hadits ini merupakan salah satu ashlud din pokok agama, di mana kebanyakan hukum syariat berporos pada hadits tersebut.* *Alloh Itu Thoyyib Tidak Menerima Kecuali Yang Thoyyib* 🌈 Thoyyib adalah suci, tidak ada kekurangan dan cela. 👉 *Demikian juga Alloh, Dia itu thoyyib. Dia suci, tidak ada kekurangan dan cela pada diri-Nya. Dia sempurna dalam seluruh sisi.* Alloh tidak menerima sesuatu kecuali yang thoyyib. Thoyyib dalam aqidah, thoyyib dalam perkataan dan thoyyib dalam perbuatan. ❌ *Tidak menerima artinya tidak ridho, atau tidak memberi pahala. Dan ketidakridhoan Alloh terhadap sebuah amal biasanya melazimkan tidak memberi pahala pada amalan tersebut.* ❌ *Pengaruh Makanan yang Thoyyib*🍔 Mengonsumsi sesuatu yang thoyyib merupakan karakteristik para rasul dan kaum mukminin. Makanan yang thoyyib sangat berpengaruh terhadap kebagusan ibadah, terkabulnya doa dan diterimanya amal. 🍂 *Sebab-sebab Terkabulnya Doa* 1. Musafir. 2. Berpenampilan hina. 3. Mengangkat kedua tangan. 4. Mengulang-ulang doa. 5. Menyebut Rububiyah Alloh. 6. Mengonsumsi yang halal. Sifat mengangkat tangan dalam doa 1⃣. *Mengisyaratkan dengan telunjuk, yaitu bagi khatib tatkala berdoa di atas mimbar.* *2⃣. Mengangkat tangan tinggi-tinggi, yaitu ketika doa istisqo’.* Adapun secara umum dengan menengadahkan kedua telapak tangan di depan dada seperti seorang pengemis yang sedang meminta-minta. ✍🏻 *Syarah Syaikh Shalih Alu Shaikh* •┈◎❅◎❀🌺❀◎❅◎┈• *➡ Repost By* 🌎 *مـجموعه أهـــل الســــنّه* *🔍kunjungi website kami* ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ * ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ *Silahkan Bagikan Artikel Ini Dengan Tidak merubah Isi Artikel, Semoga Menjadi Amal Jariyyah,aamiin* *وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ* Navigasi pos
Makanbarang haram dapat merusak amal dan menjadi penghalang diterimanya amal perbuatan. 7. Anjuran untuk berinfaq dari barang yang halal dan larangan untuk berinfaq dari sesuatu yang haram. 8. Seorang hamba akan diberi ganjaran jika memakan sesuatu yang baik dengan maksud agar dirinya diberi kekuatan untuk ta'at kepada Allah. 9.
Jakarta - Rasulullah SAW menganjurkan umat Muslim untuk selalu mengonsumsi makanan yang halal dan bergizi. Hal ini tercantum dalam ayat Alquran dan hadits Muslim dilarang mengonsumsi makanan haram dan diharuskan makan makanan yang halal. Makanan yang halal adalah yang didapat dan diolah sesuai dengan syariat halal, makanan yang dikonsumsi juga sebaiknya bergizi agar bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Dikutip dari situs Islamic Council of Victoria, halal dalam bahasa Arab dijelaskan sebagai sesuatu yang baik, dibolehkan, dan sesuai hukum. Bagi muslim, hukum memakan makanan halal merujuk pada Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَArab latin Yā ayyuhallażīna āmanụ kulu min ṭayyibāti mā razaqnākum wasykurụ lillāhi ing kuntum iyyāhu ta'budụnArtinya "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah."Foto Channel News Asia/iStockSelain itu, Allah SWT juga berfirman dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 168 agar manusia tidak mengikuti langkah setan untuk mengonsumsi makanan yang diharamkan. Sebab, Allah telah memberikan makanan yang halal dan lagi baik di يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌLatin yā ayyuhan-nāsu kulụ mimmā fil-arḍi ḥalālan ṭayyibaw wa lā tattabi'ụ khuṭuwātisy-syaiṭān, innahụ lakum 'aduwwum mubīnArab Wahai manusia! Makanlah dari makanan yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata iStockAbu Huraira dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Muslim, menceritakan Sabda Rasulullah SAW terkait akibat jika umat Islam mengkonsumsi makanan yang tidak halal. Salah satunya adalah doa yang tak أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبَاً وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ المُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ المُرْسَلِيْنَ فَقَالَ يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحاً المؤمنون الآية 51 ، وَقَالَ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ البقرة الآية 172،ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَArtinya Dari Abu Hurairah RA, dia berkata Rasulullah SAW bersabda "Sesungguhnya Allah Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah SWT telah memerintahkan kepada kaum mukminin dengan sesuatu yang Allah perintahkan pula kepada para rasul. Maka Allah subhanahu wa ta'ala berfirman "Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal shalih." Al-Mu'minun; 51. Dan Allah SWT berfirman "Wahai orang-orang yang beriman, makanlah kalian dari rezeki yang baik-baik yang telah Kami berikan kepada kalian." al-Baqarah 172. Kemudian Rasulullah SAW menyebutkan seseorang yang melakukan perjalanan panjang dalam keadaan dirinya kusut dan kotor, dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa "Wahai Rabb-ku, wahai Rabb-ku," namun makanannya haram, minumannya haram dan pakaiannya haram dan kenyang dengan sesuatu yang haram, lalu bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?" HR Muslim. Simak Video " Akhirnya Kantongi Halal MUI" [GambasVideo 20detik] adr/adr
HR Muslim). Pembahasan Hadis tersebut menjelaskan bahwa Allah memerintahkan kita umat-Nya untuk memakan makanan yang halal dan baik/ bergizi. Adapun memakan makanan yang haram dapat menghambat terkabulnya do'a. Makanan halal ialah makanan yang dibolehkan untuk dimakan menurut ketentuan syari'at Islam.
Allah SWT telah menjanjikan rezeki untuk seluruh makhluk hidup, yang juga dijelaskan dalam ayat Alquran tentang rezeki. Ini juga dikuatkan dengan keterangan dari hadis Rasulullah menunjukkan bahwa jangan sampai ada yang ragu dengan janji Allah SWT. Sebab menurut Sayyid Qutubh, rezeki adalah segala sesuatu yang dapat diambil mengandung makna yang luas, tidak hanya berbentuk uang, harta, atau materi saja. Tetapi segala sesuatu yang dipakai dan dimiliki itu juga rezeki, seperti pakaian, makanan, keluarga, teman, kesehatan, dan Juga 7 Hadits dan Ayat Alquran tentang Berbakti kepada Orang Tua, Masya Allah!Ayat Alquran tentang RezekiFoto Rezeki yang Dijamin Allah MezahdiaDilansir Repository UIN Banten, rezeki menurut Alquran adalah Aṭa’ yang berarti pemberian. Dalam Alquran, istilah rizq’ disebut sebanyak 112 kali dalam 41 surat, dan 92 adalah salah satu perkara yang menjadi rahasia Allah SWT, sama dengan umur, jodoh, dan kematian. Ayat alquran tentang rezeki memiliki pembahasan yang ini beberapa ayat alquran tentang rezeki yang bisa dijadikan kajian untuk umat Ayat Alquran tentang Rezeki dan Menyekutukan Allah SWTاللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ۖ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَفْعَلُ مِنْ ذَٰلِكُمْ مِنْ شَيْءٍ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَAllāhullażī khalaqakum ṡumma razaqakum ṡumma yumītukum ṡumma yuḥyīkum, hal min syurakā`ikum may yaf'alu min żālikum min syaī`, sub-ḥānahụ wa ta'ālā 'ammā yusyrikụnArtinya “Allah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, kemudian mematikanmu, lalu menghidupkanmu kembali.Adakah di antara mereka yang kamu sekutukan dengan Allah itu ada yang mampu berbuat sesuatu yang demikian itu? Mahasuci Dia dan Maha tinggi dari apa yang mereka persekutukan.” QS Ar-Rum 402. Ayat Alquran tentang Rezeki di Lauhul Mahfuzوَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍWa mā min dābbatin fil-arḍi illā 'alallāhi rizquhā wa ya'lamu mustaqarrahā wa mustauda'ahā, kullun fī kitābim mubīnArtinya “Dan tidak ada satupun makhluk bergerak bernyawa di muka bumi melainkan semuanya telah dijamin rezekinya oleh mengetahui tempat kediaman dan tempat penyimpanannya. Semua itu tertulis dalam Kitab yang nyata Lauh Mahfuzh.” QS Hud 6Baca Juga 10 Ayat Alquran tentang Hari Kiamat, Subhanallah!3. Ayat Alquran tentang Rezeki di Bumiهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ ۖ وَإِلَيْهِ النُّشُورُHuwallażī ja'ala lakumul-arḍa żalụlan famsyụ fī manākibihā wa kulụ mir rizqih, wa ilaihin-nusyụrArtinya “Dialah yang menjadikan untuk kamu Bumi yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya lah kamu kembali setelah dibangkitkan.” QS Al-Mulk 154. Ayat Alquran tentang Rezeki dan Batasnyaقُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَQul inna rabbī yabsuṭur-rizqa limay yasyā`u wa yaqdiru wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya'lamụnArtinya “Katakanlah, Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” QS Saba 365. Ayat Alquran tentang Rezeki Setiap Makhlukوَكَأَيِّنْ مِنْ دَابَّةٍ لَا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُWa ka`ayyim min dābbatil lā taḥmilu rizqahallāhu yarzuquhā wa iyyākum wa huwas-samī'ul-'alīmArtinya “Dan berapa banyak makhluk bergerak yang bernyawa yang tidak mampu membawa mengurus rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan juga kepadamu. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” QS Al-Ankabut 60Baca Juga 15 Hadits dan Ayat Alquran tentang Pendidikan yang Bisa Diterapkan dalam Kehidupan Sehari-hariHadis Tentang RezekiFoto Pintu Rezeki karena Anak adanya ayat Alquran tentang rezeki, terdapat pula hadis yang menerangkan tentang hal tersebut. Beberapa di antaranya yakni6. Hadis tentang Rezeki yang Halalلَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ أَمِنْ حَلَالٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍArtinya “Akan datang suatu masa pada umat manusia, mereka tidak lagi peduli dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal ataukah dengan cara yang haram.” HR Bukhariإِنَّهُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ النَّارُ أَوْلَى بِهِArtinya “Sesungguhnya tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari harta yang haram. Neraka lebih pantas untuknya.” HR Ahmad dan Ad Darimi7. Hadis tentang Rezeki yang Berkahيَا حَكِيمُ إِنَّ هَذَا الْمَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ ، فَمَنْ أَخَذَهُ بِسَخَاوَةِ نَفْسٍ بُورِكَ لَهُ فِيهِ ، وَمَنْ أَخَذَهُ بِإِشْرَافِ نَفْسٍ لَمْ يُبَارَكْ لَهُ فِيهِ كَالَّذِى يَأْكُلُ وَلاَ يَشْبَعُ ، الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَىArtinya “Wahai Hakim, sesungguhnya harta itu hijau lagi manis. Barangsiapa yang mencarinya untuk kedermawanan dirinya tidak tamak dan tidak mengemis, maka harta itu akan barangsiapa yang mencarinya untuk keserakahan, maka harta itu tidak akan memberkahinya, seperti orang yang makan namun tidak kenyang. Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah.” HR BukhariBaca Juga 15+ Hadits dan Ayat Alquran tentang Akhlak untuk Jadi Pegangan Hidup8. Hadis tentang Rezeki yang Tidak tidak Akan Tertukarكَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍArtinya “Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” HR Muslim9. Hadis tentang Rezeki, Jodoh, dan Ajalنَفَثَ رُوحُ الْقُدُسِ فِي رَوْعِي أَنَّ نفْسًا لَنْ تَخْرُجَ مِنَ الدُّنْيَا حَتَّى تَسْتَكْمِلَ أَجَلَهَا، وَتَسْتَوْعِبَ رِزْقَهَا، فَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ، وَلا يَحْمِلَنَّكُمِ اسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ تَطْلُبُوهُ بِمَعْصِيَةِ اللَّهِ، فَإِنَّ اللَّهَ لا يُنَالُ مَا عِنْدَهُ إِلا بِطَاعَتِهِ”.Artinya “Ruh Kudus Malaikat Jibril membisikkan di dadaku bahwa tidaklah suatu jiwa meninggal dunia sampai disempurnakan baginya ajal dan dipenuhi rezekinya. Oleh karenanya perbaguslah di dalam mencari ia merasa lambatnya rezeki, menyebabkan ia mencari rezeki tersebut dengan bermaksiat kepada Allah, karena sesungguhnya Allah tidak dapat dicapai kecuali dengan mentaati-Nya.” HR ThabraniItulah penjelasan mengenai ayat alquran tentang rezeki beserta hadis dari Rasulullah SAW, yang akan menguatkan keimanan kepada Allah SWT.
JanganMemakan Makanan yang Diharamkan dalam Islam Sebagaimana Firman Allah, إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا
BAGI seorang muslim, mencari rezeki bukan hanya soal tuntutan kehidupan, namun juga merupakan tuntutan agamanya. Mencari rezeki yang halal merupakan bentuk menaati perintah Allah SWT untuk memberikan kecukupan dan ma’isyah kepada diri dan keluarganya, atau siapa saja yang berada di bawah tanggung jawabnya. Dari sinilah seorang muslim berpedoman dalam mencari rezeki yang halal. Sehingga ia tidak sembarangan dalam berikhtiar mencari rezeki. Tidak pula ia bersikap materialistis atau yang penting kebutuhan tercukupi’, yang penting perut kenyang’ tanpa peduli halal dan haram. Atau bahkan lebih parah dari itu ia katakan seperti kata sebagian orang, yang haram saja susah, apalagi rezeki yang halal’. BACA JUGA 3 Kunci Pintu Rezeki Foto ilustrasi Unsplash Hal itu adalah ucapan orang yang tidak beriman. Karena pada hakikatnya, rezeki yang halal insya Allah jauh lebih mudah untuk didapatkan daripada yang haram. Maka sebagai seorang muslim yang taat, ia akan memerhatikan rambu-rambu agamanya sehingga ia akan memilah antara rezeki yang halal dan yang haram. Seorang mukmin tidak akan menyuapi dirinya, istri, dan anak-anaknya, keluarganya, kecuali dengan suapan atau rezeki yang halal. Terlebih di zaman seperti ini. Nabi SAW pernah bersabda “Akan datang kepada manusia suatu zaman di mana seseorang tidak peduli apa yang dia ambil, apakah dari hasil yang halal atau yang haram.” Shahih, HR. Al-Bukhari dan An-Nasa’i dari hadits Abu Hurairah, Shahih At-Targhib no. 1722 Suapan yang haram tak lain kecuali akan menyebabkan pemakannya terhalangi dari surga. Diriwayatkan dari Abu Bakr Ash-Shiddiq, dari Nabi SAW, beliau bersabda “Tidak akan masuk ke dalam surga sebuah jasad yang diberi makan dengan yang haram.” Shahih Lighairihi, HR. Abu Ya’la, Al-Bazzar, Ath-Thabarani dalam kitab Al-Ausath dan Al-Baihaqi, dan sebagian sanadnya hasan. Shahih At-Targhib 2/150 no. 1730 Oleh karenanya, istri para as-salaf ash-shalih para pendahulu kita yang baik bila suaminya keluar dari rumahnya, iapun berpesan “Jauhi olehmu penghasilan yang haram, karena kami mampu bersabar atas rasa lapar tapi kami tak mampu bersabar atas neraka.” Mukhtashar Minhajul Qashidin Tentu mencari rezeki yang halal merupakan kewajiban atas setiap muslim, sebagaimana ditegaskan oleh Ibnu Qudamah dalam kitabnya Mukhtashar Minhajul Qashidin “Ketahuilah bahwa mencari yang halal adalah fardhu atas tiap muslim.” Karena demikianlah perintah Allah SAW dalam ayat-ayat-Nya dan perintah Rasul SAW dalam hadits-haditsnya, di antaranya “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” Al-Baqarah 168 As-Sa’di menafsirkan “Ini adalah pembicaraan yang ditujukan kepada manusia seluruhnya mukmin maupun kafir, bahwa Allah SWT memberikan karunia-Nya kepada mereka yaitu dengan Allah perintahkan mereka agar memakan dari seluruh yang ada di muka bumi berupa biji-bijian, buah-buahan, dan hewan-hewan selama keadaannya halal. Yakni, dibolehkan bagi kalian untuk memakannya, bukan dengan cara merampok, mencuri, atau dengan cara transaksi yang haram, atau cara haram yang lain, atau untuk membantu yang haram.” Tafsir As-Sa’di “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” Al-Ma’idah 88 “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.” An-Nahl 114 Keutamaan Rezeki yang Halal Foto Unsplash “Hai rasul-rasul, makanlah dari ath-thayyibaat, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Al-Mu’minun 51 Ath-Thayyibaat artinya adalah yang halal. Allah SWT perintahkan untuk memakan rezeki yang halal sebelum beramal. Di samping perintah untuk mencari rezeki yang halal, Allah SWT dan Nabi-Nya SAW melarang dan memperingatkan kita dari penghasilan yang haram. Allah SWT berfirman “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan janganlah kamu membawa urusan harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian harta benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa, padahal kamu mengetahui.” Al-Baqarah 188 Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya Allah Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik, dan sungguh Allah l perintahkan mukminin dengan apa yang Allah l perintahkan kepada para Rasul, maka Allah l berfirman Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan’ dan berfirman Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu.’ Lalu Nabi n menyebutkan seseorang yang melakukan perjalanan panjang, rambutnya kusut masai, tubuhnya berdebu, ia menengadahkan tangannya ke langit seraya berucap Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Akan tetapi makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, disuapi gizi yang haram, bagaimana mungkin doanya terkabul?” HR. Muslim dan At-Tirmidzi Dari Abdullah bin Amr, bahwa Rasulullah SAW bersabda “Empat perkara bila keempatnya ada padamu maka tidak mengapa apa yang terlewatkanmu dari perkara duniawi menjaga amanah, ucapan yang jujur, akhlak yang baik, dan menjaga kehalalan makanan.” Shahih, HR. Ahmad dan Ath-Thabarani dan sanad keduanya hasan, Shahih At-Targhib no. 1718 Ath-Thabarani juga meriwayatkan dari Abu Thufail dengan lafadz “Barangsiapa mendapatkan harta yang haram lalu ia membebaskan budak darinya dan menyambung silaturrahmi dengannya maka itu tetap menjadi beban atasnya.” Hasan lighairihi. Shahih Targhib, 2/148 no. 1720 Dari Al-Qasim bin Mukhaimirah ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa mendapatkan harta dengan cara yang berdosa lalu dengannya ia menyambung silaturrahmi atau bersedekah dengannya atau menginfakkannya di jalan Allah, ia lakukan itu semuanya maka ia akan dilemparkan dengan sebab itu ke neraka jahannam.” Hasan lighairihi, HR. Abu Dawud dalam kitab Al-Marasiil, lihat Shahih At-Targhib, 2/148 no. 1721 BACA JUGA Fenomena Rezeki, Rahasia’ dan Unik’ Keutamaan Rezeki yang Halal Foto Unsplash Abdullah bin Mas’ud juga pernah menyampaikan pesan Rasulullah SAW “Hendaklah kalian malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya.” Kami para sahabat berkata “Wahai Nabiyullah, kami punya rasa malu kepada Allah, alhamdulillah.” Beliau berkata “Bukan itu, akan tetapi malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya adalah kamu jaga kepala dan apa yang diliputinya yakni lisan, mata, telinga, kamu jaga isi perutmu yakni dari yang haram dan jaga yang bersambung dengannya, kamu ingat kematian dan kehancuran. Barangsiapa yang menghendaki akhirat tentu dia tinggalkan perhiasan dunia. Siapa saja yang melakukan itu semua, berarti dia telah malu dari Allah dengan sebenar-benarnya.” Hasan lighairihi, HR. At-Tirmidzi, Shahih At-Targhib 2/149 no. 1724. Semoga Allah SWT mengaruniakan kepada kita rezeki yang halal sehingga dapat terhindari dari siksa api neraka. Wallahu a’lam. [] SUMBER AL-USTADZ QOMAR SUAIDI/ASY-SYARIAH
dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thayib) dari apa yang telah dirizkikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah dan kamu beriman kepada-Nya" Allah memerintahkan kita untuk memakan makanan yang bukan cuma halal, tapi juga baik (Halalan Thoyyiban) agar tidak membahayakan tubuh kita.
Artikel ini membincangkan hadis ke-10 daripada Hadis Arbain Imam Nawawi. Ia merupakan hadis yang menjelaskan tentang dasar Islam seperti makanan baik dan asas hukum, iaitu wajib mengambil perkara halal dan menjauhi perkara haram. Alangkah manfaatnya hadis ini dalam membentuk masyarakat mukmin yang terdiri daripada individu yang sukakan kebaikan عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسولُ الله ﷺ إنَّ الله تعالى طيب لا يقبل إلا طيبًا، وإنَّ الله أمر المؤمنين بما أمر به المُرسلين؛ فقال تعالى يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا [المؤمنون51]، وقال تعالى يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ [البقرة172]، ثم ذكر الرجلَ يُطيل السفر، أشعث، أغبر، يمد يديه إلى السماء يا رب، يا رب، ومطعمه حرام، وملبسه حرام، وغُذي بالحرام، فأنَّى يُستجاب له؟ رواه مسلم Daripada Abu Hurairah beliau berkata Rasulullah SAW telah bersabda Sesungguhnya Allah Ta’ala baik, Dia tidak menerima kecuali perkara yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan orang-orang mukmin dengan apa yang telah diperintahkan kepada para Rasul di mana Allah Ta’ala berfirman Wahai para Rasul! Makan minumlah kamu makanan yang baik-baik dan hendaklah kamu beramal soleh. Dan Allah Ta’ala berfirman Wahai orang-orang yang beriman! Makan minumlah kamu makanan yang baik-baik yang Kami rezekikan kepada kamu. Kemudian Baginda menyebut perihal seorang lelaki yang bermusafir jauh, yang berambut kusut masai dan berdebu, yang menadah tangan ke langit iaitu berdoa Wahai Tuhanku! Wahai Tuhanku! Bagaimanakah doanya akan dimakbulkan sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dia dikenyangkan dengan makanan yang haram? Hadis Riwayat Muslim Pengajaran Hadis 1. Allah Maha Baik Rasulullah SAW mengingatkan umatnya tentang sifat Allah yang Maha Baik. Sabda Nabi SAW إًن الله طيب ٍMaksudnya “Sesungguhnya Allah Maha Baik” Perkataan طيب bermaksud yang bersih. Maksud hadis ialah Allah Maha Suci dari segala kekurangan dan kecacatan . Sabda Rasulullah SAW قال صلى الله عليه وسلّم إن الله طيب يحب الطيب, نظيف يحب النظافة, جواد يحب الجود Maksudnya “Sesungguhnya Allah maha baik dan sukakan yang baik, Maha Suci dan sukakan kesucian serta Maha Pemurah dan sukakan sifat pemurah” Selain itu juga, Allah hanya menerima sesuatu yang baik sahaja. Apa yang disebut baik, adalah apa yang dinilai baik oleh Allah. Allah telah bahagikan perkara yang baik dan yang buruk berdasarkan firman Allah dalam surah al-Maidah, ayat 100 قُل لَّا يَسْتَوِى ٱلْخَبِيثُ وَٱلطَّيِّبُ وَلَوْ أَعْجَبَكَ كَثْرَةُ ٱلْخَبِيثِ ۚ فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ يَٰٓأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ Maksudnya Katakanlah Wahai Muhammad “Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan”. Sesungguhnya Allah tidak menerima amalan melainkan yang baik dan suci daripada segala perosak amalan, seperti riya’ menunjuk-nunjuk dan ujub bangga diri Dia tidak menerima harta melainkan yang baik dan halal, oleh itu kebaikan adalah sifat amalan perkataan dan kepercayaan. Sabda Nabi SAW لا يقبل إلا طيبا Maksudnya “Dia tidak menerima kecuali yang baik” 2. Makan Yang Baik dan Doa Diterima Allah Amalan seseorang yang beriman mempunyai hubungan yang rapat sekali dengan makanannya dan minumannya. Makanan dan minuman kita mestilah dari yang halal, yang halal menurut pandangan syara’ adalah yang baik walaupun tidak lazat rasanya. Sebagaimana dalam hadis ini, Rasulullah SAW bersabda “Bahawa Allah memerintah orang-orang yang beriman sebagaimana ia memerintahkan kepada sekalian rasulNya ” dalam perkara memakan yang halal firman Allah dalam surah Mukminun, ayat 51 يٰٓاَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبٰتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحًاۗ اِنِّيْ بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ Maksudnya “Wahai para rasul! Makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Firman Allah lagi dalam surah al-Baqarah, ayat 172 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُلُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقْنَٰكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ Maksudnya “Wahai orang yang beriman makanlah dari segala yang baik-baik yang kami rezekikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika betul kamu hanya beribadat kepadanya” Dua ayat ini menjelaskan bahawa Rasul Rasul dan umat mereka disuruh makan makanan yang baik-baik iaitu yang halal yang direzekikan kepada mereka kerana makanan yang halal menjadi syarat utama bagi kesucian amal yang akan diterima oleh Allah Orang yang beriman mestilah memastikan amalannya bersih dari syirik, jiwa atau hatinya bersih dari sifat-sifat mazmumah tercela dan makanan bersih dan halal mengikut syarak. 3. Sebab-sebab doa dimakbulkan Sebahagian daripada sebab dimakbulkan doa ialah Sedang bermusafirBersungguh-sungguh memohon kepada AllahMenadah tangan ke langitMemakai pakaian yang halalMemakan makanan dan minuman yang halalHati yang sangat mengharap Oleh itu, rebutlah peluang yang terbaik untuk kita mmohon semua hajat kita kepada Allah agar apa yang kita kehendaki akan dimakbulkan Allah Apakah Penghalang Doa Dimakbulkan Berdasarkan hadis ini, doa terhalang dengan sebab beberapa perkara antaranya makan dan minum apa yang diharamkan oleh syarak. Selain itu, memakai pakaian dari sumber yang haram juga salah satu penghalaang kepada doa dimakbulkan. Kesimpulan Sebagai seorang Islam yang sempurna imannya, kita haruslah menitik beratkan soal makanan halal, dan memastikan sumber yang halal untuk infaq pada keluarga dan masyarakat. Hal ini amat penting bagi meastikan syarat-syarat penerimaan doa sentiasa dipenuhi. Firman Allah, Sesungguhnya Allah hanya menerima daripada orang-orang yang betaqwa. Al Maidah, ayat 27 وَٱتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ٱبْنَىْ ءَادَمَ بِٱلْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ ٱلْءَاخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ ۖ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ ٱللَّهُ مِنَ ٱلْمُتَّقِينَ Maksudnya “Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam Habil dan Qabil menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua Habil dan tidak diterima dari yang lain Qabil. Ia berkata Qabil “Aku pasti membunuhmu!”. Berkata Habil “Sesungguhnya Allah hanya menerima korban dari orang-orang yang bertakwa”. Diharapkan artikel hadis tentang makanan baik ini dapat memberikan sedikit sebanyak maklumat berkenaan penerangan hadis tentang makanan yang baik. Hadis Arbain yang lain
Makanlahdari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu. Rasulullah SAW bersabda: "Siapa saja hamba yang dagingnya tumbuh dari (makanan) haram, neraka lebih pantas baginya." (HR. Tirmidzi).
HADIS ARBA’IN AN-NAWAWI -HADIS KESEPULUH- MAKANLAH DARI REZEKI YANG HALAL عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ تَعَالَى ,يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً – وَقاَلَ تَعَالَى , يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ – ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ ياَ رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ . [رواه مسلم] Dari Abu Hurairah ra. dia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana Dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firman-Nya Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal salehlah.’ Dan Dia berfirman Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rezekikan kepada kalian.’ Kemudian beliau menyebutkan, Ada seseorang melakukan perjalanan jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan doa dan mengangkat kedua tangannya ke langit seraya berkata, Ya Rabb-ku, Ya Rabb-ku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka jika begitu keadaannya bagaimana doanya akan dikabulkan.'” HR Muslim AL-QUR’ANKU MASTERPIECE 55 IN 1. HAL 172
Doatidak diterima kecuali orang makan dari sumber yang halal.
Subhaanallah! Error! Sepertinya ada kesalahan di system atau link. Maaf! Maaf, Kami tidak menemukan apa yang antum cari. Tidak ditemukan! Silakan klik navigasi menu di atas, atau hubungi kami untuk menjelaskan apa yang antum cari. Contact Us © 2007 - 2023 RocketTheme, LLC
Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah." (An-Nahl: 114) "Hai rasul-rasul, makanlah dari ath-thayyibaat, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al-Mu'minun: 51)
Tanpa banyak basa basi, langsung saja silahkan simak kumpulan daftar hadits mengenai makanan halal dan baik dalam bahasa Arab, latin, beserta artinya atau terjemahan bahasa Indonesia. Berikut ulasan Mengonsumsi Makanan Halalعَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبَاً وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ المُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ المُرْسَلِيْنَ فَقَالَ يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحاً المؤمنون الآية 51 ، وَقَالَ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ البقرة الآية 172،ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَArtinya Dari Abu Hurairah RA, dia berkata Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya Allah Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah SWT telah memerintahkan kepada kaum mukminin dengan sesuatu yang Allah perintahkan pula kepada para rasul. Maka Allah subhanahu wa ta’ala berfirman “Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal shalih.” Al-Mu’minun; 51. Dan Allah SWT berfirman “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah kalian dari rezeki yang baik-baik yang telah Kami berikan kepada kalian.” al-Baqarah 172. Kemudian Rasulullah SAW menyebutkan seseorang yang melakukan perjalanan panjang dalam keadaan dirinya kusut dan kotor, dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa “Wahai Rabb-ku, wahai Rabb-ku,” namun makanannya haram, minumannya haram dan pakaiannya haram dan kenyang dengan sesuatu yang haram, lalu bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?” HR Muslim.2. Makanan Haramعَنْ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا لَا يَحِلُّ ذُو نَابٍ مِنْ السِّبَاعِ وَلَا الْحِمَارُ الْأَهْلِيُّ وَلَا اللُّقَطَةُ مِنْ مَالِ مُعَاهَدٍ إِلَّا أَنْ يَسْتَغْنِيَ عَنْهَا وَأَيُّمَا رَجُلٍ ضَافَ قَوْمًا فَلَمْ يَقْرُوهُ فَإِنَّ لَهُ أَنْ يُعْقِبَهُمْ بِمِثْلِ قِرَاهُDari al-Miqdam bin Ma’di karib dari Rasulullah Saw, beliau bersabda “Ketahuilah, tidak halal hewan buas yang memiliki taring, keledai jinak, barang temuan dari harta orang kafir Mu’ahad yang menjalin perjanjian dengan negara Islam kecuali ia tidak membutuhkannya. Dan siapapun laki-laki yang bertamu kepada suatu kaum dan mereka tidak menjamunya, maka baginya untuk menuntut ganti yang seperti jamuan untuknya.” HR. Abu Dawud.عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ { يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ } وَقَالَ { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ } ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ “Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Sesungguhnya Allah baik, tidak menerima kecuali hal-hal yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang mu’min sebagaimana yang diperintahkan kepada para rasul, Allah berfirman “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Dan firmanNya yang lain “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu”. Kemudian beliau mencontohkan seorang laki-laki, dia telah menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut serta berdebu, ia menengadahkan kedua tangannya ke langit “Ya Rabbi ! Ya Rabbi! Sedangkan ia memakan makanan yang haram, dan pakaiannya yang ia pakai dari harta yang haram, dan ia meminum dari minuman yang haram,dan dibesarkan dari hal-hal yang haram, bagaimana mungkin akan diterima do’anya” [Hadits Riwayat Muslim no. 1015]أُحِلَّتْ لَكُمْ مَيْتَتَانِ وَدَمَانِ فَأَمَّا الْمَيْتَتَانِ فَالْحُوتُ وَالْجَرَادُ وَأَمَّا الدَّمَانِ فَالْكَبِدُ وَالطِّحَالُ“Dari Ibnu Umar berkata ” Dihalalkan untuk dua bangkai dan dua darah. Adapun dua bangkai yaitu ikan dan belalang, sedang dua darah yaitu hati dan limpa.” [Shahih. Lihat takhrijnya dalam Al-Furqan hal 27 edisi 4/ الطَّهُوْرُ مَاؤُهُ، الْحِلُّ مَيْتَتُهُأَخْرَجَهُ الأَرْبَعَةُ وَابْنُ أَبِيْ شَيْبَةَ وَاللَّفْظُ لَهُ وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ وَالتِّرْمِيْذِيُّ وَرَوَاهُ مَالِكٌ وَالشَّافِعِيُّ وَأَحْمَدُ”Laut itu suci airnya dan halal bangkainya” [Shahih. Lihat takhrijnya dalam Al-Furqan 26 edisi 3/Th 11]عن ابنِ أبي عَمَّارٍ قال قلتُ لجابرٍ الضَّبُعُ أَصَيدٌ هي؟ قال نَعَم، قال قُلتُ آكُلُها؟ قال نَعَم، قال قلتُ أقالَه رَسولُ الله صلَّى اللهُ عليه وسلَّم؟ قال نَعَم “Dari Ibnu Abi Ammar berkata Aku pernah bertanya kepada Jabir tentang musang, apakah ia termasuk hewan buruan ? Jawabnya “Ya”. Lalu aku bertanya apakah boleh dimakan ? Beliau menjawab Ya. Aku bertanya lagi Apakah engkau mendengarnya dari Rasulullah ? Jawabnya Ya. [Shahih. Hadits Riwayat Abu Daud 3801, Tirmidzi 851, Nasa’i 5/191 dan dishahihkan Bukhari, Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al- Baihaqi, Ibnu Qoyyim serta Ibnu Hajar dalam At-Talkhis Habir 1/1507]عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ نَهَىرَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ كُلِّ ذِى نَابٍ مِنَ السِّبَاعِوَعَنْ كُلِّ ذِى مِخْلَبٍ مِنَ الطَّيْرِ“Dari Ibnu Abbas berkata “Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melarang dari setiap hewan buas yang bertaring dan berkuku tajam” [Hadits Riwayat Muslim no. 1934]أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى يَوْمَ خَيْبَرَ عَنْ لُحُومِ الْحُمُرِ الْأَهْلِيَّةِ وَأَذِنَ فِي لُحُومِ الْخَيْلِ“Dari Jabir berkata “Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melarang pada perang khaibar dari makan daging khimar dan memperbolehkan daging kuda“. [Hadits Riwayat Bukhori no. 4219 dan Muslim no. 1941]نَهَى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليهوسلم- عَنْ أَكْلِ الْجَلاَّلَةِ وَأَلْبَانِهَا Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melarang dari memakan jallalah dan susunya.” [Hadits Riwayat. Abu Daud 3785, Tirmidzi 1823 dan Ibnu Majah 3189]سَأَلَ رَجُلٌ رَسُولَ اللَّهِ عَنْ أَكْلِ الضَّبِّ، فَقَالَ لَا آكُلُهُ وَلَا أحَرِّمُه“Dhab, saya tidak memakannya dan saya juga tidak mengharamkannya.” [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim no. 1943]خَمْسٌ فَوَاسِقُ يُقْتَلْنَ فِىالْحَرَمِ الْفَأْرَةُ ، وَالْعَقْرَبُ ، وَالْحُدَيَّا ، وَالْغُرَابُ ،وَالْكَلْبُ الْعَقُورُ“Dari Aisyah berkata Rasulullah bersabda Lima hewan fasik yang hendaknya dibunuh, baik di tanah halal maupun haram yaitu ular, tikus, anjing hitam.” [Hadits Riwayat Muslim no. 1198 dan Bukhari no. 1829 dengan lafadz “kalajengking gantinya “ular”]عَنْأُمِّ شَرِيكٍ – رضى الله عنها أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم -أَمَرَ بِقَتْلِ الْوَزَغِ وَقَالَ“Dari Ummu Syarik berkata bahwa Nabi memerintahkan supaya membunuh tokek/cecak” [Hadits Riwayat. Bukhari no. 3359 dan Muslim 2237. Imam Ibnu Abdil Barr berkata dalam At-Tamhid 6/129 “Tokek/cecak telah disepakati keharaman memakannya”.عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ، قَالَ نَهَىرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ قَتْلِ أَرْبَعٍ مِنَالدَّوَابِّ النَّمْلَةِ ، وَالنَّحْلَةِ ، وَالْهُدْهُدِ ، وَالصُّرَدِ“Dari Ibnu Abbas berkata Rasulullah melarang membunuh 4 hewan semut, tawon, burung hud-hud dan burung surad ” [Hadits Riwayat Ahmad 1/332,347, Abu Daud 5267, Ibnu Majah 3224, Ibnu Hibban 7/463 dan dishahihkan Baihaqi dan Ibnu Hajar dalam At-Talkhis 4/916]عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عُثْمَانَ قَالَ ذَكَرَطَبِيبٌ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَوَاءً ،وَذَكَرَ الضُّفْدَعَ يُجْعَلُ فِيهِ ، فَنَهَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ قَتْلِ الضُّفْدَعِ أخرجه أحمد و ابن ماجه و الدارمي Dari Abdur Rahman bin Utsman Al-Qurasyi bahwasanya seorang tabib pernah bertanya kepada Rasulullah tentang kodok/katak dijadikan obat, lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melarang membunuhnya [Hadits Riwayat Ahmad 3/453, Abu Daud 5269, Nasa’i 4355, Al-Hakim 4/410-411, Baihaqi 9/258,318 dan dishahihkan Ibnu Hajar dan Al-Albani]عن ابنِ أبي عَمَّارٍ قال قلتُ لجابرٍ الضَّبُعُ أَصَيدٌ هي؟ قال نَعَم، قال قُلتُ آكُلُها؟ قال نَعَم، قال قلتُ أقالَه رَسولُ الله صلَّى اللهُ عليه وسلَّم؟ قال نَعَم“Dari Ibnu Abi Ammar berkata Aku pernah bertanya kepada Jabir tentang hyena, apakah ia termasuk hewan buruan ? Jawabnya “Ya”. Lalu aku bertanya apakah boleh dimakan ? Beliau menjawab Ya. Aku bertanya lagi Apakah engkau mendengarnya dari Rasulullah ? Jawabnya Makanan yang Baikعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا الطَّيِّبَ إِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ قَالَ { يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنْ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ } وَقَالَ { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ } قَالَ ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ Dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah Saw bersabda “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah Maha Baik dan hanya menerima yang baik, sesungguhnya Allah memerintahkan kaum mukminin seperti yang diperintahkan kepada para rasul,” Dia berfirman “Wahai para rasul, Makanlah dari yang baik-baik dan berbuatlah kebaikan, sesungguhnya Aku mengetahui yang kalian lakukan.” Dia juga berfirman “Hai orang-orang yang beriman, makanlah yang baik-baik dari rezeki yang Ku berikan padamu.” Lalu beliau menyebutkan tentang orang yang memperlama perjalanannya, rambutnya acak-acakan dan berdebu, ia membentangkan tangannya ke langit sam-bil berdo’a; “Ya Rabb, ya Rabbi,” sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan diliputi dengan yang haram, lalu bagaimana akan dikabulkan do’anya?” HR. ad-Darimi.Itu dia beberapa daftar hadits dan dalil shahih tentang makanan halal dan baik, hadits tentang makanan haram, dalil minuman halal, hadis tentang mencari yang halal, dalil naqli dari al-qur’an atau hadits tentang perintah allah mengkonsumsi makanan halal dan bergizi, firman allah tentang makanan halal, hadits tentang makanan sehat, ayat tentang makanan halal dan thoyib, makanan halal dalam islam.
sH1c. g38wr6mysk.pages.dev/720g38wr6mysk.pages.dev/848g38wr6mysk.pages.dev/803g38wr6mysk.pages.dev/87g38wr6mysk.pages.dev/768g38wr6mysk.pages.dev/682g38wr6mysk.pages.dev/442g38wr6mysk.pages.dev/111g38wr6mysk.pages.dev/434g38wr6mysk.pages.dev/747g38wr6mysk.pages.dev/534g38wr6mysk.pages.dev/31g38wr6mysk.pages.dev/598g38wr6mysk.pages.dev/673g38wr6mysk.pages.dev/900
hadits makanlah dari rezeki yang halal